Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Puisi

Saya adalah Pernah: Sepenggal Pengakuan dan Pesan

Assalamu'alaikum Ini ada sedikit pengakuan dan pesan dari diriku untukmu yang ingin masuk kedalam hidupku. Mohon untuk diperhatikan dengan seksama. Saya adalah pernah Saya adalah orang yang pernah gila dan mungkin akan kembali gila. Namun saya tidak pernah lupa untuk berkarya karena orang gila juga ingin dikenang sebagai manusia. Yang pernah gila adalah akalku bukan hatiku. Jika kamu ingin masuk kedalam hidupku maka datanglah lewat pintu hatiku jangan merasuki akalku sebab setan pernah bertahta disitu. Di qalbuku Insyaallah akan selalu ada Allah yang menuntunmu. Saya adalah alumni orang gila yang juga membutuhkan cinta seorang hamba yang tulus karena Rabbnya bukan semata-mata ingin bersama. Setelah ini saya tidak berharap Nona atau Adinda untuk tetap tinggal di hatiku. Cukup tau dan cukup sadar masa laluku tak sebaik dengan orang yang pernah bersamamu. Tertanda aku, Tangerang, 20 Agustus 2021.

Puisi Pendosa: Menyiksa Diri Dengan Dosa Maksiat

Wahai jiwa yang bergelimang dosa Apakah kau tak takut dengan Allah? Dia Maha Melihat atas apa yang kau kerjakan Dia Maha Mengetahui atas apa yang kau sembunyikan Kau bermaksiat seakan Rabbmu tak tahu Dzat Yang Maha Tahu bahkan kau Tipu Apa kau tak Tahu malu Dia memberimu nikmat, malah kau balas maksiat Kau bermaksiat hari ini Seakan kau yakin masih hidup di hari esok Padahal 1 detik pun kau tak bisa menjamin Kau masih hidup atau sudah mati Wahai jiwa yang bermaksiat, s egeralah kau Taubat Taubatlah sebagaimana pendosa Yang menyesali dosanya Bertekadlah untuk tidak mengulangi Karena ajal takkan menunggu Taubatmu Ajal datang tanpa memberi tahu padamu

Antara Benci dan Balas Dendam

Benci hanya akan mendatangkan penyakit hati Ditambah lagi rasa ingin balas dendam Semakin membuat penyakit hati menjadi akut Diri kita terpaksa benci terhadap orang setiap hari Hati yang penuh benci sulit menerima kebaikan Meskipun itu dari orang tersayang Rasa balas dendam Tak akan membuat masalah padam Mulailah buka hati Hindari rasa menbenci Karena benci Hanya buat rugi Jauhi rasa balas dendam Jangan dipendam Berpikir jernih Agar hati bersih Tangerang, Rabi'ul Awal 1442 H

Bukan Melupakan tapi Mengikhlaskan Dirimu

Hai nona, Dirimu hadir dengan pesona Senyummu manis merona Kau buatku merana Dikala ku mengetahui Jikalau dirimu sudah terikat Dengan janji pada lain hati Kini aku berhenti Mengejar cintamu lagi Ku sadar ku tak pantas Untuk bersanding denganmu Kini ku coba ikhlas Melihatmu bahagia Dengan pria pilihanmu Ku hanya mampu berdoa Semoga kau bahagia Atas apa yang menjadi Pilihan hidupmu Tangerang, 03 Rabi'ul Awal 1442 H

Mengikhlaskan Dirimu

Maaf jika memang diriku bersalah padamu Dulu aku memutuskan dengan terburu Dengan bodohnya aku membohongi diriku Jika aku tak lagi mencintaimu Mungkin kamu tersakiti Atau benar-benar tersakiti Semua telah terjadi Dan tak mungkin terulang kembali Andai saja bisa ku perbaiki Ku kan mencoba untuk menata hati kembali Agar cintaimu kembali bersemi Agar diri kembali ku miliki