Assalamu'alaikum
Hal yang menyakitkan dari putus cinta adalah putus hubungan kerja.
Setelah mengabdi hampir setahun pemutusan itu dijatuhkan dan kini aku kembali tanpa pekerjaan.
Tanpa menyalahkan pihak A atau B bahkan C, aku menerima keputusan itu.
Semua murni kesalahanku dan kelalaianku atas tanggung jawab sebagai pekerja.
Hari itu aku bangun ketika mentari sudah menampakkan jelas rona senyumnya.
Jelas nampak jam dinding menunjukkan pukul 7.
"Ah telat lagi."
Aku memutuskan untuk berlanjut memejamkan mata.
"Ah sudah telat."
Mataku terbangun kali ini jam menunjuk pukul 8.
Ku buka ponselku terdapat notifikasi pesan WA masuk.
Ku baca dengan mata malasku.
Derrrrr seakan petir menyambar.
Keputusan yang tidak enak harus ku terima.
Bau keputusasaan hampir menyelimutiku.
Namun aku mencoba kuat.
Ku harap semua baik-baik saja.
Harapan dan rencana hancur.
Namun tidak hancur lebur.
Omonganku sedikit ngelantur.
Ah sudah ketawa saja.
Hahahahahaha.
Menutupi luka kecil ini.
Tangis kecil ini.
Semangat!
Pejuang kok nyerah?
Mengingat wajah orang tuaku.
Aku harus bangkit.
Aku tak mau sakit.
Mau kerja kemana aku selanjutnya?
Aku butuh pekerjaan segera.
Masih adakah perusahaan yang menerima?
Si pecundang ini.
Bertanya pada diri sendiri.
Komentar
Posting Komentar